MIT: Masyarakat Aceh Harus Bisa Ciptakan Game Sendiri

IMG_0945
BANDA ACEH – Masyarakat Informasi dan Teknologi Indonesia (MIT) kembali menggelar diskusi santai, dengan tema “Internet Positif dan Industri Kreatif Berbasis Teknologi Informasi Komunikasi, di sebuah warung kopi kawasan Lampineung, Banda Aceh, Sabtu (22/3/2014).

Bagi MIT, tema ini sekaligus mensosialisasikan penggunaan informasi teknologi (IT) yang positif dan produktif. Salah satu contoh yang diambil adalah industri kreatif yang ada di negara tetangga, seperti kesuksesan penjualan game flappy bird yang memiliki pemasukan USD 50.000 (sekitar 600 juta) per-hari.

“Tentunya industri kreatif di bidang game tersebut juga dapat dikembangkan di Indonesia dan Aceh secara khusus. Sumber daya baik itu manusia dan juga teknologi yang kita miliki di Aceh tidak kalah dengan sumberdaya dari negara lain.” Tulis Humas MIT Indonesia, Dosi Elfian, lewat rilis yang diterima Serambinews.com.

Diskusi menghadirkan tiga narasumber yaitu Martunis yang membidangi bidang psikologi, Zulhadi Usman yang juga praktisi bisnis berlatar belakang industri kreatif di bidang design grafis, dan juga Direktur MIT Indonesia, Teuku Farhan.

Kedepan, diharapkan Aceh dengan segala modal yang dimilikinya bisa menjadi lokomotif bagi Indonesia di Bidang Teknologi, khususnya di bidang game developer.
“Bukan saatnya lagi kita hanya sebagai pengguna game, melainkan kita harus menciptakan game sendiri, tentunya game dengan nilai-nilai edukasi dan kearifan lokal masyarakat Aceh.” Tambah Dosi.

Sumber: serambinews.com

1 komentar untuk “MIT: Masyarakat Aceh Harus Bisa Ciptakan Game Sendiri”

  1. Pingback: Profile « Teuku Farhan

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *