MIT Gelar Pelatihan Merancang Games dan Wirausaha

10003973_608474145887662_676708432_n
Banda Aceh – Komunitas Masyarakat Informasi dan Teknologi (MIT) yang berbasis di Banda Aceh menggelar pelatihan membuat game dan wirausaha bidang industri game. Pelatihan bernama Cloud & Mobile Gaming Bootcamp 2014 ini diadakan pada 17-20 April 2014 mendatang bertempat di Aula Balai Kota Banda Aceh.

Direktur MIT, Teuku Farhan, Selasa (8/4/2014) mengatakan, 25 Peserta akan dipilih untuk mengikuti pelatihan ini, gratis tanpa dipungut biaya apapun. Peserta merupakan tim yang terdiri dari dua orang, dan setiap tim membuat satu game. Pada akhir pelatihan nanti, katanya, akan ada 25 game yang siap dimainkan di ponsel pintar berbasis Android. Teuku Farhan mengatakan, pelatihan ini bertujuan untuk mendorong generasi muda yang memiliki bakat dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) agar dapat menyalurkannya untuk hal-hal positif dan produktif,lebih khusus lagi dalam bidang desain grafis dan programming.

Peserta dapat mengeksplorasi kreatifitasnya dengan cara positif sekaligus menguntungkan secara finansial dengan cara membuat dan mendistribusikan karya-nya untuk dijual dalam toko aplikasi Google Play dan Appstore dalam ponsel pintar berbasis sistem operasi Android dan iOS. Kelebihan menjual di toko “awan” ini adalah calon pembelinya berasal dari seluruh dunia,tidak hanya di Aceh atau Indonesia. Untuk diketahui pengguna ponsel pintar berbasis Android saat ini telah mencapai angka 1 milyar pengguna, sungguh angka yang luar biasa besar, bayangkan jika hanya 1000 orang saja setiap bulannya membeli aplikasi game seharga 1 dollar Amerika Serikat maka penghasilan si pembuat game bisa mencapai Rp 10 juta per bulan, sisi positif lain uang dari negara lain bisa masuk ke Aceh dengan investasi yang terjangkau untuk kalangan generasi muda.

Fakta lainnya dalam industri game berbasis Android ini, ada game yang sukses mendapatkan penghasilan mencapai Rp 500 juta perhari seperti game Flappy Birds yang fenomenal, bahkan pembuatnya seorang pemuda yang berasal dari negara tetangga. Artinya, kata Teuku Farhan, peluang penghasilan yang dimiliki Teknopreneur dalam industri game adalah tanpa batas, karena yang diperlukan adalah adu ide dan kreatifitas. Selain itu, untuk menjaga kearifan lokal, peserta yang akan dilatih nanti harus mengikuti aturan panitia yakni membuat game yang memiliki konten lokal, berbasis budaya dan pendidikan Aceh.

Jadi, katanya, ia erharap ada peserta yang bisa membuat game yang menonjolkan ke-Aceh-an bukan meniru dari budaya luar, misalnya game cara membuat timphan, pliek u, pulot, game patok lele, game tradisional Aceh lainnya, game wisata jalan-jalan di Banda Aceh, game kuis nama-nama ulama Aceh, game kuis sejarah Aceh, game belajar bahasa Aceh, dan game belajar huruf hijaiyah.
Teuku Aulia Gempana, salah seorang dosen Binus International, Jakarta yang menginisiasi program ini mengatakan pelatihan ini didukung oleh Internet Society, sebuah Lembaga Non-Profit yang berbasis di Switzerland dan fokus mengkampanyekan pemanfaatan Internet di seluruh dunia, kemudian setelah audiensi juga didukung oleh Pemerintah kota Banda Aceh dan terakhir didukung oleh Scrirra, perusahaan startup berbasis di London, Inggris.

Saiful Mahdi, Direktur ICAIOS juga menambahkan, Pelatihan ini merupakan kesempatan langka karena selain bebas biaya juga langsung dilatih oleh pengembang game professional dari Jakarta dan luar negeri. Peserta yang tidak lolos seleksi jangan berkecil hati, karena nanti akan mendapatkan pelatihan lanjutan oleh peserta yang sudah terpilih dan dilatih pada pelatihan ini. “Kita membuat semacam kontrak sosial, peserta yang terpilih kita minta setelah pelatihan ini bersedia menjadi sukarelawan untuk TOT (Training for Trainer) pelatihan membuat game serupa, peserta kita harapkan dapat berbagi ilmu yang sudah diperoleh dari pelatihan yang sudah mereka dapatkan sehingga kita berharap semakin banyak tercipta generasi muda yang dapat memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan positif dan produktif dengan cara ikut berkarya dalam industri game,” pungkas Teuku Farhan.

Sumber: serambinews.com

2 komentar untuk “MIT Gelar Pelatihan Merancang Games dan Wirausaha”

  1. dari mereka tearnyta ada yang berkesempatan dan mau berbagi ILMU dan pengalamannya dalam “NgalamBlogPreneurships 2011 3rd Class OnlineMarketer” yang dilaksanakan tanggal 6 – 13 – 20 – 27 Februari 2011 kemarin, pukul 09.00 – 19.30,

  2. Pingback: Profile « Teuku Farhan

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *